Teman-teman masih pada larut dalam segenap mimpinya. Semalam menyisakan banyak tanya yang harus segera dijawab oleh pagi. Yahh sekedar memecah sunyi untuk menuju sunyi lagi. Saya kira, untuk pagi ini, tak sedap juga rasanya, jika tak bersegera menyapa teman-teman di akun facebook saya. Menarik dan melempar wacana yang sedang genit-genitnya, menurut saya penting untuk mengasah kemampuan bermain saya.
uihhhh, saya pun menenggelamkan sendok aluminium kedalam kaca yang menjadi coklat seperti tanah, karena kopi hitam beradu aroma dengan susu yang putih. Daerah utara kota Makassar memang terkenal dengan beberapa warung kopinya yang klasik. Bagaimana tidak, segala kalangan pun menambah semaraknya suasana pagi, serasa lebaran selalu ada disetiap waktu.
Dari mulai perbicangan para lelaki paruh baya berkopiah hitam dan putih, sepertinya lepas balik dari surau untuk selalu menemukan dirinya. Ada apa pada kopi dan kopiah, yang selalu dan senantiasa berwarna gelap dan terang. Ada juga para tukang parkir yang mengisi pagi dengan cerita kemarin. Di pojok ruangan, senantiasa ada lelaki sendiri, sibuk sepi sembari menundukkan kepala, memelototkan mata pada koran pagi dari cerita kemarin.
Bukankah dari bilik balik pengamatan dengar dan pandang ini, adalah segenap ide dapat pula terangkai setiap saatnya. Kupetakan kaca dan meja yang kira-kira berjumlah sejam pergantian orang demi orang yang datang menikmati kopi ditempat itu. Spesifik tapi beragam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar